di Dalam KA Sembrani

di Dalam KA Sembrani

Jumat, 08 Januari 2010

PEMERINTAH SIAP FASILITASI INVESTOR PENGGAGAS KA SUPERCEPAT JAKARTA-BANDUNG-CIREBON

(Jakarta, 07/01/10) Sebuah konsorsium di Amerika Serikat berencana akan membangun infrastruktur Hydrogen Hi-Speed Rail Super Highway (H2RSH) atau kereta api supercepat ramah lingkungan di Indonesia senilai USD 3 miliar (hampir Rp30 tiriliun), untuk rute Jakarta-Bandung-Cirebon sepanjang 357 kilometer. Tahapan awal pembangunan megaproyek ini akan dimulai pada pertengahan Januari 2010. Menanggapi rencana ini, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menyatakan akan mendukung penuh rencana tersebut.

”Apabila rencana tersebut benar, maka Ditjen KA sangat mendukung rencana tersebut. Kami akan memfasilitasi investor dalam pelaksanaan feasibility study (studi kelayakan) dan detail engineering design (pembuatan desain detail rancangan), terkait dengan data-data atau informasi yang diperlukan, serta perizinan yang diperlukan di kemudian hari,” ungkap Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan di Jakarta, Kamis (7/1).

Tundjung menambahkan, rencana tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah saat ini, yaitu untuk lebih meningkatkan investasi swasta khususnya di bidang pembangunan infrastruktur perkeretaapian. Hal tersebut sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Pereketaapian No. 23 Tahun 2007. Undang undang tersebut memberikan kesempatan yang luas bagi swasta baik nasional maupun asing, serta badan usaha milik daerah dan milik negara untuk melakukan investasi dalam bidang sarana dan prasarana. Di mana konsepsi operator tunggal dirombak menjadi multioperator untuk terciptanya kondisi persaingan sehat agar masyarakat dapat dilayani dengan lebih baik.

”Jadi, tidak lagi sebuah proyek infrastruktur idenya harus dari pemerintah dan dianggarkan dalam APBN, lantas ditenderkan kepada swasta. Tetapi swasta bisa membuat usulan untuk pembangunan tersebut dengan rancanangan biaya yang mereka buat. Fungsi pemerintah adalah memberikan dukungan, menyesuaikan dengan cetak biru pembangunan terkait, serta mengawasi pelaksanaannya,” papar Tundjung.

Untuk diketahui, pada 4 Januari 2010, sebanyak 15 perusahaan swasta telah mendandatangani nota kesepakatan (MoA) pembangunan infrastruktur transportasi moderen ini di Los Angeles, Amerika Serikat. Hadir dalam acara yang digagas CAEDZ (The Eco Synesis Group) tersebut, perwakilan KJRI Los Angeles diwakili oleh Konsul Ekonomi Edi Suharto dan Pejabat Promosi Investasi Los Angeles, Heldy S. Putera.

Penandatangan MoA proyek ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan awal yang dilakukan oleh beberapa konsorsium di Kuala Lumpur, 1 Desember 2009 silam. Hadir dalam acara tersebut 20 pengusaha dari 15 perusahaan yang tergabung dalam konsorsium. Kelima belas perusahaan yang dimaksud adalah Aon Risk Service Inc, Aqua-PhyD Inc, Aruna Solutions, Asian Energy Limited, Tricap Group, Copernicus International, eCompass Group, Fidelity National Financial, Global Green Management, McGladry & Pullen, Modular Integrated Technologies, Obermeyer Planen+Beraten, Pembinaan Aktif Gemilang, The Interstate Traveller Company, serta Tum Geotechnical Research.

Marjorie Hoeh, Director for Investment, Finance and Business Development CAEDZ, mengatakan, proyek tersebut merupakan salah satu kompnonen proyek dari sejumlah proyek Pembangunan Koridor Ekonomi Jawa Barat seluas 7.200 km2, yang mencakup wilayah Bandung, Sumedang, Majalengka dan Cirebon. Cakupan wilayah ini setara dengan luas Lembah Silikon (Silicon Valley) di California (6,539 km2). Keseluruhan proyek yang bernilai US$ 500 miliar tersebut, di dalamnya termasuk rencana pembuatan Lapangan Terbang Internasional di Kertajati, Majalengka dan pembangunan serta pengembangan Pelabuhan laut Internasional di Cirebon.

Terkait kerangka pengerjaan Proyek H2RSH, Marjorie Hoeh menyampaikan bahwa studi kelayakan proyek tersebut akan mulai dilakukan pada tanggal 11 Januari 2010 yang akan berlangsung selama 90 hari. Setelah itu bila diputuskan layak, proyek akan mulai dikerjakan. Ditargetkan, dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun, KA supercepat tersebut sudah dapat dioperasikan.

Bila rencana ini berjalan sesuai perencanaan, Indonesia akan menjadi tempat pertama di dunia yang mengoperasikan moda transportasi yang super canggih ini. Karena Hydrogen Hi-Speed Rail Super Highway diyakini jauh lebih canggih dan lebih cepat dari Shinkansen, ”bullet train” dari Jepang yang mampu berlari hingga 287 km/jam, maupun kereta supercepat di Paris, Prancis.

Kelebihan lain, biaya konstruksi H2RSH lebih murah dari moda konvensional. Yaitu hanya sebesar USD 10 juta/mil, sedangkan moda konvensional bisa mencapai hingga USD 36 juta/mil. Dengan demikian, proses pemulangan modal diperkirakan hanya membutuhkan waktu 2 tahun, sedangkan moda konvensional sekitar 50 tahun. Kemudian berbeda juga dengan moda konvensional yang hanya mengangkut orang, transportasi futuristik ini juga dapat dipergunakan untuk mengangkut barang (freights dan automobiles).

H2RSH juga memberikan alternatif transportasi yang efektif mengingat dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih cepat sehingga diperkirakan dapat menghemat waktu ke tempat tujuan. Selain itu, juga memberikan kentungan ekonomis dikarenakan selain berfungsi sebagai moda transportasi, dapat menghasilkan energi yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan energi daerah tertentu, seperti tenaga listrik, air bersih, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar