di Dalam KA Sembrani

di Dalam KA Sembrani

Selasa, 02 Februari 2010

KERJA KERAS AMANKAN BONEK

Rombongan suporter Persebaya yang terkenal dengan sebutan bonek alias bondo nekat, Jum’at 22 Januari 2010 dengan KA Pasundan dari Surabaya ke Bandung dan Minggu 24 Januari 2010 dari Bandung pulang ke Surabaya ,tak pelak membuat jajaran PT Kereta api (Persero) yang dilaluinya bekerja keras untuk mengamankannya.

Daop V Purwokerto yang wilayahnya dilalui rombongan bonek, selama 2 hari harus berkonsentrasi penuh untuk mengamankan rombongan supporter yang kemungkinan dapat mengganggu keamanan dan ketertiban. Tidak kurang 500 personil polisi dikerahkan untuk pengamanan sepanjang lintas Kutoarjo – Banjar.

Di stasiun Kebumen pegawai dan aparat keamanan bekerja keras menurunkan bonek yang memenuhi atap kereta, karena kereta api akan melewati Terowongan Ijo yang ruang bebasnya sangat sempit. Sebanyak kurang lebih 200 bonek harus dibawa dari Stasiun Kebumen ke stasiun Ijo disebelah barat terowongan dengan menggunakan truk kepolisian.

Polres Cilacap mengerahkan 150 petugas yang dibantu 30 petugas dari Polsek Kroya untuk mengantisipasi bonek di stasiun Kroya, karena KA Pasundan harus berhenti di Kroya untuk keperluan operasional. Atas masukan dari Kapolsekta Kebumen, Marjono akhirnya diputuskan KA Pasundan dari Kroya sampai Banjar berjalan langsung. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang dilakukan bonek pada waktu KA berhenti, karena keterbatasan petugas pengamanan.

Bonek sedang memenuhi lokomotif KA Pasundan jurusan Bandung-Surabaya
di Stasiun Kroya tanggal 24 Januari 2010 Pukul 18.30 WIB.

Minggu 24 Januari 2010 perjalanan kembali rombongan bonek dari Bandung ke Surabaya, Daop 2 Bandung menjalankan KLB khusus bonek . Belum cukup dengan itu, KA Pasundanpun dipakai khusus untuk mengangkut bonek, dengan perjalanan luar biasa yang hanya berhenti di stasiun Banjar, Patukan dan Madiun untuk pergantian awak ka.

Malamnya , pukul 20.30 kembali stasiun Kroya mendapat “kiriman” tidak kurang 150 sisa bonek yang naik KA Serayu. Beruntung KA Gaya Baru Malam dari Jakarta ke Surabaya masuk tidak lama kemudian, sehingga seluruh sisa bonek tersebut bisa diangkut.

Operasi pengamanan bonek di Daop V Purwokerto dapat berlangsung tertib karena kerja sama yang terjalin baik antara PT Kereta Api (Persero) Daop V dengan jajaran Polres Banyumas, Cilacap, Kebumen dan Purworejo serta Polsek- Polsek terkait di wilayah tersebut. Diharapkan angkutan supporter sepakbola ke depan yang akan naik kereta api dapat dikoordinir dengan lebih baik agar tidak menimbulkan kerugian bagi PT. KA maupun masyarakat lainnya.

SINERGI PT. KA DENGAN PT. KRAKATAU STEEL DALAM ANGKUTAN BAJA COIL

Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono mengangkat tongkat pemberangkatan KA sebagai
tanda diresmikannya perjalanan perdana KA Baja Coil dengan PT Krakatau Steel di Cilegon, Banten.

PT. Kereta Api (Persero) kembali memantapkan angkutan barangnya melalui kerjasama dengan PT. Krakatau Steel (PT. KS) berupa produk Baja Coil dari pabrik PT. KS di Cilegon ke Kalimas, Surabaya. Kamis (28/1) lalu di Cilegon, dilakukan peresmian sekaligus perjalanan perdana KA Baja Coil oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono.

Acara tersebut juga dihadiri Dirjen Kereta Api Tunjung Inderawan, Wakil Direktur Utama PT. KA Sudarmo Ramadhan, Direktur Komersial Sulistyo Wimbo Hardjito, EVP DAOP 1 Jakarta Mulianta Sinulingga, Direktur Pemasaran PT. KS Irvan Kamal Hakim, dan sejumlah pejabat lainnya.

KA Baja Coil terdiri dari 16 gerbong datar dengan kapasitas angkut 30 ton per gerbong. Soft launching uji coba sudah dimulai sejak 13 Desember 2009 dan dalam kurun waktu tersebut dilakukan evaluasi terhadap berbagai permasalahan angkutan barang. Hasilnya, PT. KS dan PT. KA sepakat meningkatkan sinergi karena banyaknya keuntungan yang didapat. ”Pengangkutan baja coil melalui KA akan mengurangi kerusakan jalan akibat baja yang beratnya hingga 16 ton. Secara keamanan dan keselamatan pengangkutan barang juga akan lebih terjamin,” ungkap Sudarmo Ramadhan dalam sambutannya.

Hal itu senada dengan yang diucapkan oleh Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel (KS) Irfan Kamal Hakim. Menurutnya, PT KS akan meningkatkan produksinya dari 2,5 juta ton per tahun menjadi 3,75 juta ton per tahun mulai tahun 2013. “Peningkatan produksi itu akan berdampak pada pengangkutan baja yang pada akhirnya bisa merusak badan jalan. Selain itu, berbeda dengan angkutan truck, melalui KA bisa mencegah permasalahan terkait kemacetan lalu lintas,” tandasnya.

Bambang Susantono selaku Wakil Menteri Perhubungan menyatakan bahwa masalah ketepatan waktu perjalanan KA dan disiplin bongkar muat merupakan hal penting yang perlu dicermati dalam sinergi kerjasama antara PT. KA dan PT. KS ini agar kepentingan bisnis kedua belah pihak dapat berjalan baik. Selanjutnya, Wakil Menhub mengatakan bahwa Pelabuhan Cigading merupakan salah satu pelabuhan curah terbesar di Indonesia, dan dengan adanya peningkatan produksi PT. KS sebesar 20.000 ton per bulan tujuan Surabaya telah disikapi dengan baik oleh PT. KA melalui penambahan frekuensi KA. Selain itu, Bambang menandaskan bahwa faktor penting yang perlu mendapat perhatian serius adalah jarak tempuh, komoditas angkut, waktu peredaran gerbong, dan pengaturan jumlah KA secara optimum. Pada akhir sambutannya, Bambang menyatakan bahwa pengoperasian KA Baja Coil ini sebagai salah satu upaya pemerintah dalam merevitalisasi perkeretaapian di Indonesia. “Dengan KA bisa mendukung perubahan perekonomian masyarakat, karena KA lebih cepat dan ekonomis,” pungkasnya.

Usai memberikan sambutan, rombongan wakil menteri dan juga seluruh tamu undangan yang hadir diajak menuju lokasi peresmian KA Baja Coil. Bambang Susantono mengenakan pet merah dan mengangkat semboyan sebagai petugas PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) meniup peluit panjang tanda diresmikannya perjalanan perdana kereta api barang tersebut.

Sementara itu Direktur Komersial, Sulistyo Wimbo Hardjito disela-sela acara peresmian mengatakan bahwa pengangkutan oleh kereta api menguntungkan perusahaan karena lebih cepat. Jika menggunakan truk, maka perjalanannya mencapai 7 hari waktu perjalanan sedangkan menggunakan KA, waktu tempuhnya hanya 3 hari. Otomatis, PT. KS dapat mendistribusikan komoditinya dengan volume yang jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Lebih dari itu juga turut mempertahankan kualitas jalan. “Satu rangkaian kereta api dengan 16 gerbong mampu mengangkut 480 ton baja, setara dengan 12 thrailer kontainer ukuran 40 ton,” ujarnya. Selanjutnya Wimbo mengatakan bahwa pengembalian rangkaian gerbong dari Kalimas ke Jakarta akan diisi dengan angkutan peti kemas, sehingga rangkaian tersebut akan optimal terisi secara bolak balik. Tarif yang telah disepakati adalah Rp. 180.000,- per ton belum termasuk ppn.