Jumat, 25 Desember 2009
Sekolah Perkeretaapian
Hal itu diungkapkan Freddy di sela-sela peresmian pengoperasian KRDI Kertosono - Solo di Stasiun KA Madiun. Ditambahkan, dengan berdirinya lembaga pendidikan tersebut, akan berdampak positif pada perkembangan ekonomi. ''Di sini ada Inka, maka nanti para lulusannya bisa langsung bekerja. Saya minta wali kota menghibahkan lahan,'' tambahnya.
Dijelaskan Freddy, PT Inka termasuk perusahaan skala besar. Sehingga, dengan berdirinya lembaga pendidikan kereta api diharapkan mampu meningkatkan produksi. Apalagi, kereta dengan jarak tempuh dekat semakin dibutuhkan. ''Saya harapkan, perusahaan ini bisa memenuhi kebutuhan dan menjadi distributor lebih besar lagi,'' ungkapnya.
Beberapa tahun ke depan, lanjutnya, kebutuhan kereta api diprediksi akan meningkat. Sebab, moda transportasi ini dinilai lebih efisien, murah dan aman. Itu, jika dibandingkan dengan mobil atau kendaraan lain.
Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan menambahkan, sejumlah dana dari Departeman Perhubungan sudah disiapkan. Sehingga, direncanakan pada 2010 operasionalisasi lembaga pendidikan baru tersebut bisa terealisasi. ''Untuk Poltek Perkeretaapian, Insya Allah akan dioperasikan tahun depan,'' katanya.
Namun, sebelum rencana itu berjalan, jelasnya, diperlukan nota kesepatan antara Dephub dan pemkot. MoU (Memorandum of Understanding) akan digunakan sebagai pijakan merealisasikan pendirian lembaga pendidikan kejuruan tersebut.
Wali Kota Bambang Irianto mengatakan, lokasi pendirian lembaga pendidikan tinggi itu ada dua pilihan. Yakni, di Kelurahan Nambangan Kidul dan Kelurahan Winongo, Manguharjo. Luasnya lahan sekitar 20 hektare. ''Tapi perlu ada MoU dulu. Kalau diberikan loko-loko (begitu saja) nanti salah,'' katanya. Bambang optimistis, berdirinya sekolah perkeretaapian akan mampu menyedot warga dari luar Madiun. Apalagi, adanya peluang bekerja di PT Inka. ''Bagaimana ramainya nanti, jika Poltek dan SMK kereta api berdiri di sini,'' terangnya.
KA BIMA
KA Bima pertama kali diluncurkan pada bulan Maret 1967, merupakan awal dari sejarah pengoperasian kereta api dengan fasilitas pengatur suhu ruangan / Air Conditioner di Indonesia. Melayani pemerjalanan korido Jakarta-Surabaya dan berjalan menembus birunya malam yang menjadi dasar dari penamaan BIMA (Biru Malam). Selain itu kata Bima dianalogikan pula dengan nama dari salah satu tokoh pewayangan Bima yang memang digambarkan memiliki karakter tubuh tinggi besar, kokoh, kekar, kuat dan pemberani. Sejumlah karakter itu sengaja dilekatkan pada KA Bima untuk menggambarkan keandalan perjalanan dan kualitas pelayanannya yang selalu siap dalam berbagai cuaca.
Diawal pengoperasiannya, KA Bima dilengkapi dengan fasilitas tempat tidur dan eksterior kereta yang sengaja dicat dengan warna biru. Namun sesuai dengan keinginan dari pelanggan, sejak tanggal 9 Juni 1990 KA Bima mengalami perubahan interior menjadi kereta eksekutif dengan tetap dilengkapi fasilitas pendingin ruangan (AC).
Perjalanan Gambir-Surabaya Gubeng (825 km) melalui lintas Selatan ditempuh dalam waktu kurang lebih 13 jam dan berhenti di Stasiun Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Kertosono dan Jombang. Selain itu, banyak penumpang KA Bima yang melanjutkan perjalanan ke Denpasar dengan menggunakan KA Mutiara Timur.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan sejak tanggal 1 Agustus 2002 rangkaian KA Bima sengaja diganti dengan rangkaian kereta api sekelas Argo dengan kapasitas angkut sebanyak 400 orang (membawa rangkaian 8 kereta kelas eksekutif).
Fasilitas & Spesifikasi Teknis Kereta
Item
Keterangan
Interior
Desain disesuaikan dengan aspek estetika, keselamatan & kenyamanan, dilengkapi peredam suara & isolasi panas tidak mudah terbakar
Tempat duduk
* Kapasitas 50 tempat duduk perkereta
* Reclining & revolving seat system
* Dilengkapi meja lipat & sandaran kaki
* Desain ergonomis
Leluasa & nyaman
Pintu ruangan
Sistem geser otomatis
Jendela
Kaca tetap dupleks, lapisan laminasi isolator panas dilengkapi dengan tirai
Ukuran & desain disesuaikan dengan aspek keselamatan & keamanan
Penyegar udara
2 set Air Conditioner (AC) tiap kereta
Temperatur 21 – 260 C
Jenis Bogie
K8/NT.60, dengan system suspense conical rubber bounded dan coil spring dilengkapi bolster anchor serta vertical shock absorber
Memperhalus goncangan
Fasilitas keselamatan
Tabung pemadam kebakaran, emergency brake
Fasilitas lainnya
Audio/video, lampu baca, toilet
KA Purwojaya
Perjalanan sejauh 454 km ditempuh dalam waktu 7 jam dan hanya berhenti di Stasiun Kroya, Purwokerto, Cirebon dan Jatinegara. Rangkaian kereta api ini terdiri dari 2 kereta kelas eksekutif dan 7 kereta kelas bisnis. Alternatif perjalanan ditawarkan malam hari dari Cilacap – Jakarta dan siang hari hari dari arah sebaliknya.
Fasilitas & Spesifikasi Teknis Kereta
Item
Keterangan
Interior
Desain disesuaikan dengan aspek estetika, keselamatan & kenyamanan, dilengkapi peredam suara & isolasi panas tidak mudah terbakar
Desain disesuaikan dengan aspek estetika, keselamatan & kenyamanan, dilengkapi dengan isolasi panas tidak mudah terbakar
Tempat duduk
* Kapasitas 52 tempat duduk perkereta
* Reclining & revolving seat system
* Dilengkapi meja statis & sandaran kaki
* Desain ergonomis
* Kapasitas 64 tempat duduk perkereta
* Revresing seat system
* Desain ergonomis
Pintu ruangan
Sistem geser manual
Sistem geser manual
Jendela
Kaca tetap dupleks, lapisan laminasi isolator panas dilengkapi dengan tirai
Kaca tetap dupleks dapat dibuka bagian atas, lapisan laminasi isolator panas
Penyegar udara
2 set Air Condtioner (AC) perkereta
Kipas angin (fan)
Jenis bogie
K5/TB.398 dengan system suspense double: rubber pad dan coil spring dilengkapi bolster anchor serta vertical shock absorber (memperhalus goncangan)
K5/TB. dengan system suspense double: rubber pad dan coil spring dilengkapi bolster anchor serta vertical shock absorber (memperhalus goncangan)
Fasilitas keselamatan
Tabung pemadam kebakaran, emergency brake
Tabung pemadam kebakaran, emergency brake
Fasilitas lainnya
Toilet
Toilet
Kamis, 24 Desember 2009
Peluncuran Bangunkarta Eksekutif
Sabtu, 5 Desember 2009, PT. Kereta Api (Persero) mengoperasikan dua trayek kereta baru secara bersamaan, yaitu KA Bangunkarta Eksekutif yang diresmikan di Stasiun Jombang dan KA Senja Kediri Bisnis yang diresmikan di Stasiun Kediri, Jawa Timur. Kedua KA ini dioperasikan untuk mewadahi tantangan akan potensi pasar angkutan penumpang koridor Jombang-Pasar Senen dan Kediri-Pasar Senen yang cukup besar namun belum terlayani secara maksimal sebelumnya.
Direktur Utama Ignasius Jonan didampingi Wakil Direktur Utama Soedarmo Ramadhan, serta Kepala Daop 7 Madiun Drs. Bambang Rudianto yang hadir saat peresmian operasi KA Bangunkarta Eksekutif mengatakan bahwa kedua KA tersebut diproyeksikan dapat memberikan pendapatan yang lebih tinggi terhadap perusahaan, mengingat bahwa potensi pasar angkutan penumpang koridor Jombang-Pasar Senen & Kediri – Pasar Senen cukup besar.
Tarif yang diberlakukan untuk kedua KA tersebut selama masa promosi adalah Rp. 200.000,- untuk KA Bangunkarta Eksekutif dan Rp. 130.000,- untuk KA Senja Kediri Bisnis, dengan jadwal keberangkatan untuk KA Bangunkarta Eksekutif pukul 16.15 WIB dari Stasiun Jombang untuk tiba di Stasiun Pasar Senen pukul 04.51 WIB, dan dari Stasiun Pasar Senen, KA ini dijadwalkan berangkat pukul 16.15 WIB dan akan tiba di Stasiun Jombang pukul 05.58 WIB. Sedangkan untuk KA Senja Kediri Bisnis, dari Stasiun Kediri dijadwalkan berangkat pukul 17.00 WIB untuk tiba di Stasiun Pasar Senen pukul 07.15 WIB, dan dari Stasiun Pasar Senen berangkat pukul 15.00 WIB untuk dijadwalkan tiba di Stasiun Kediri pukul 05.30 WIB. Dengan dioperasikannya kedua KA ini, maka perjalanan KA Kamandanu tujuan Semarang Tawang-Gambir dan sebaliknya mulai 4 Desember 2009 dan KA Bangunkarta tujuan Pasar Senen-Jombang dan sebaliknya mulai 5 Desember 2009 dibatalkan.
Dioperasikannya kedua KA tersebut merupakan salah satu wujud nyata dari usaha PT. Kereta Api (Persero) untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di wilayah timur Jawa. Oleh karena itu, Adi Suryatmini, VP Public Relation berharap agar semua pihak terkait turut menjaga kelestarian KA Bangunkarta Eksekutif dan KA Senja Kediri Bisnis, karena bagaimanapun fasilitas angkutan massal ini milik masyarakat dan dioperasikan untuk melayani kepentingan masyarakat akan jasa transportasi.
KA Argo Bromo Anggrek
KA Argo Bromo Anggrek mulai dioperasikan pada tanggal 24 September 1997. Produk ini merupakan pengembangan (derivative merk) dari KA Argo Bromo JS-950 yang diresmikan pertama kali perjalanannya oleh Presiden RI pada tanggal 31 Juli 1995 menandai Hari Teknologi Nasional 12 Agustus 1995
Brand Bromo diambil dari nama satu gunung yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Panorama Wisata Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.392 m ini selain menyimpan makna ritual cultural dan religius juga menyajikan keindahan kawah dan keasrian alam lingkungannya yang membuat kawasan Gunung Bromo menjadi sangat terkenal dan menjadi salah satu tujuan wisata utama turis domesyik maupun mancanegara. Sebutan Anggrek digunakan untuk menandai adanya derivative merk dari produk sebelumnya, sehingga warna eksterior kereta tersebut disesuaikan dengan paduan warna setangkai bunga anggrek.
Perjalanan Gambir-Surabaya Pasarturi sejauh 725 km melalui lintas Utara ditempuh dalam waktu 9 jam. KA Argo Bromo Anggrek dengan kapasitas 400 seat terdiri atas 8 rangkaian kereta kelas eksekutif dan dalam perjalanannya hanya berhenti di Stasiun Pekalongan dan Semarang.
KA Argo Bromo Anggrek menyediakan sarana hiburan selama dalam perjalanan berupa tayangan audio/video (Show On Rail). Selain sarana hiburan penumpang dapat juga memesan makanan dan minuman sesuai dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi yang didesain sebagai mini bar yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berkaraoke. Semua ini sengaja didesain untuk membuat penumpang seolah-olah berada di dalam hotel berjalan, sehingga perjalanan bersama Argo Bromo Anggrek diharapkan dapat menghemat biaya akomodasi hotel dan setibanya di tujuan dalam kondisi fresh.
Fasilitas & Spesifikasi Teknis Kereta
Item
Keterangan
Interior
Desain disesuaikan dengan aspek estetika, keselamatan & kenyamanan, dilengkapi peredam suara & isolasi panas tidak mudah terbakar
Tempat duduk
* Kapasitas 50 tempat duduk perkereta
* Reclining & revolving seat system
* Dilengkapi meja lipat & sandaran kaki
* Desain ergonomis
Leluasa & nyaman
Pintu ruangan
Sistem geser otomatis
Jendela
Kaca tetap dupleks, lapisan laminasi isolator panas dilengkapi dengan tirai
Ukuran & desain disesuaikan dengan aspek keselamatan & keamanan
Penyegar udara
2 set Air Conditioner (AC) tiap kereta
Temperatur 21 – 260 C
Jenis Bogie
K9/ CL243 bolsterless, dengan system suspensi ganda : conical rubber bounded dan air spring (pegas udara) serta dilengkapi vertical & horizontal shock absorber
Buat goncangan terasa lembut
Fasilitas keselamatan
Tabung pemadam kebakaran, emergency brake
Fasilitas lainnya
Audio/video, lampu baca, toilet
PT. KA Luncurkan KA Madiun Jaya
Sabtu (19/12) lalu, PT. Kereta Api (Persero) meluncurkan KA Madiun Jaya di stasiun Madiun DAOP VII. Kereta kelas ekonomi relasi Madiun-Solo-Kertosono PP ini merupakan rangkaian KRDI (Kereta Rel Diesel Indonesia) yang membawa empat kereta dengan kapasitas 232 tempat duduk.
Acara peresmian tersebut dihadiri oleh Menteri Perhubungan Fredy Numberi, Dirjen Perkeretaapian Tunjung Indrawan, Walikota Madiun Bambang Irianto, Dirut INKA Rosdiatmoko, Direktur Komersial PT.KA Sulistyo Wimbo Hardjito, Direktur Teknik Darmawan Daud, dan sejumlah pejabat kereta api lainnya.
Latar belakang pengoperasian KA Madiun Jaya ini adalah potensi pasar angkutan penumpang yang cukup besar di wilayah DAOP VII Madiun, serta wujud nyata dari PT.KA dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. “Kereta api ini diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat. Keunggulan kereta api yang ekonomis dan bisa menampung banyak orang sangat mendukung dan menjadi salah satu solusi dari pertumbuhan penduduk yang makin besar di pulau Jawa,” kata Numberi dalam sambutannya.
Usai memberikan sambutan, Freddy Numberi melanjutkan prosesi peresmian dengan menekan tombol sirine dan memecahkan kendi di badan kereta Madiun Jaya. Sejurus kemudian walikota Madiun, Bambang Irianto berperan sebagai petugas PPKA dengan melakukan semboyan 40 tanda diberangkatkannya kereta.